Pesan Dalam Komunikasi Antar Pribadi
Makalah ditujukan guna memenuhi Tugas mata
kuliah
Teori Komunikasi 1 (Antar Pribadi)
Dosen pengampuh
Drs. H. Yoyon Mudjiono, M.Si
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Ampel Surabaya
2016
Muhammad Nurudin C B76214077
Lita Desy Arifanty B96214099
Mohammad Teguh Hermawan B06214015
Daftar
Isi
Cover Makalah 1
A.
Daftar Isi
2
BAB I Pembukaan 3
A.
Latar Belakang 3
B.
Perilaku
Pesan Verbal dan atau non Verbal 4
BAB II Pembahasan 4
A.
Tanda dan Simbol 4
B.
Komunikasi Verbal dan Non Verbal 5
C.
Perilaku
Pesan Verbal atau non Verbal 5
1.
Bentuk
Bentuk Komunikasi Non Verbal 5
a.
Kinesics / mengenai gerakan tubuh 6
b.
Paralanguage
( suara ) 6
c.
Gangguan
Gangguan vokal 7
d.
penggunaan
ruang 7
e.
Merancang Pesan 8
f.
Intrepetasi
pesan 10
BAB III Penutup 13
A.
Kesimpulan 13
B.
Daftar
Pustaka 14
BAB II
Pembahasan
A.
Latar Belakang
Tanda, simbol, verbal dan non verbal adalah termasuk macam macam
komunikasi, dinamakan komunikasi karena sifatnya yang menyampaikan pesan kepada
komunikan, namun banyak yang tidak mengetahui bagaimana cara simbol, tanda,
verbal dan non verbal menyampaikan pesannya.
Karena itulah, makalah ini membahas tentang definisi tanda, simbol,
verbal dan non verbal, serta jenis jenis mereka
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dinamakan Tanda, simbol, verbal dan non verbal?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Memberikan pemahaman tentang definisi Tanda, simbol, verbal dan non
verbal
BAB II
Pembahasan
A.
Tanda dan Simbol
Tanda adalah suatu stimulus yang menandai kehadiran sesuatu yang
lain . contony jika ada seseorang melatih anjing peliharannya unruk mengatakan
“ duduk” maka kata itu adalah tanda bagi anjing untuk duduk. Dengan demikian,
suatu tanda berhubungan erat dengan maksud dan tindakan yang sebenarnya.
Symbol bekerja dengan cara yang lebih kompleks yaitu dengan
membolehkan seseorng untuk berfikir mengeai sesuatu yang terpisah dari
kehadiran segera suatu tanda. Dengan kata lain symbol adalah “ suatu instrument pikiran “ .
Langer memandang “ makna” sebagai suatu hubungan yang kompleks
diantara symbol, objek, dan orang. Jika makna terdiri atas aspek logis dan
aspek psikologis . aspek logis adalah symbol dan referenya , yang oleh langer
dinamkan “ denotasi” . Aspek psikologis adalah hubungan antara symbol dan orang,
yang disebut “ konotasi” .[1]
Manusia menggunakan symbol yang terdiri dari satu kata , namun
lebih sering kita menggunakan kombinasi sejumlah kata . makna yang sesungguhnya
dari bahasa tedapat pada wacana dimana kita mengikat sejumlah kata kedalam
kalimat dan paragraph. Wacana menyatakan “ preporsisi” yaitu beberpa symbol
bersifat koompleks yang menujukkan gambaran dari sesutu. Kata “ anjing “
menunjukkan suatu pengertian , namun kombinasi kata “anjing” dengan sejumlah
kata lainnya memberikan suatu gambaran yang satu atau utuh .
Setiap symbol atau seperangkat menyampaikan suatu “ konsep” yaitu
suatu ide umum, pola, atau bentuk. Menurut Langer , konsep adalah makna bersama
di antara sejumlah komunikator yang merupakan denotasi dari symbol. Sebaliknya
gambaran personal adalah pengertian yang bersifat pibadi .
B.
Komunikasi Verbal dan Non Verbal
Komunikasi
verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang
disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau
lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya,
ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal daripada
non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih
mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Komunikasi
non verbal ( non verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak komunikasi verbal
tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non
verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang
bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai
macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam
perasaan lainnya. Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa
membantu komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus
memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.
C.
Perilaku Pesan Verbal / Non verbal
Secara
psikologis, perilaku perilaku nonverbal ditafsirkan sebagai keadan individu,
seperti emosi individu. Orang merasa sedih yaitu sebagai emosi internal, dan
oleh karena itu ia menangis dan itu sebagai perilaku nonverbalnya. Ia merasa
bahagia, makannya ia tersenyum. Dalam komunikasi antarpribadi , para
komunikator menginterpretasikan masing masing perilaku nonverbal pihak lain
sebagai “pesan-pesan” yang dikeluarkan atau disampaikan seseorang untuk
memberitahukan kepada pihak lain apa yang ia rasakan. Secara komunikatif, para interektan
menggunakan perilaku perilaku nonverbal untuk mengatur hubungan hubungan
lainnya. (Scheflen, 1972) menunjukkan bagaimana, dengan hanya mengamati
perilaku-perilaku kinesics nonverbal, seseorang dapat membuat interpretasi
bahwa hubungan antarpribadi yang dekat sedang berkembang atau gagal untuk
berkembang.
Cara lain untuk menjelaskan pandangan
pskologis dan komunikatif mengenai perilaku nonverbal dengan menggambarkannya
sebagai intrapribadi dan antarpribadi. Apabila komunikator menggunakan perilaku
nonverbal pihak lainnya untuk menyimpulkan keadaan emosional, maka perilaku
nonverbal merupakan bagian integral dari aspek intrapribadi komunikasi. Dalam
hal ini perilaku nonverbal dapat dikatakan bersifat informatif. Apabila
perilaku kedua orang cocok satu sama lain dengan cara yang terorganisasi dan
penuh arti, maka perilaku nonverbal berfungsi
didalam antarpribadi atau bagian hubungan dari proses komunikasi. Dalam
hal ini perilaku perilaku nonverbal
dapat dikatakan bersifat komunikatif. Perilaku perilaku nonverbal yang
bersifat informatif tidak harus komunikatif (Bavelas,1990; Wiener et al, 1972).
Pandangan pandangan ini meskipun berbeda tetapi tidak bertentangan satu sama
lain. Perilaku nonverbal bersifat ekspresif maupun relasional, psikologis dan
komunikatif; kesemuanya terletak pada kedua tempat dalam model komunikasi
antarpribadi.
A.
Bentuk Bentuk komunikasi nonverbal
a.
Kinesics / mengenai gerakan
tubuh
1.
Kontak mata
2.
Ekspresi wajah
3.
Emosi
4.
Gerak isyarat
5.
Sikap badan
6.
sentuhan
b.
Paralanguage ( suara )
1 . Pola titi nada
Pola
titi nada atau pitch merupakan tinggi rendah nada vocal. Orang menaikkan atau
menurunkan vocal pitch dan mengubah volume suara untuk mempertegas gagasan ,
menunjukkan pertanyaan, dan memperlihatkan kegugupan . suara-suara yang lebih
rendah dalam pola titinada cenderung mengandung kepercayaan
2 . volume
Merupakan keras atau lembutnya nada. Contoh, orang berbicara keras
apabila ingin di dengar dalam keadaan gaduh dan berisik.
3 . kecepatan
Kecepatatn atau rate mengacu kepada kecepatan pada saat orang berbicara. Coontoh, orang akan
berbicara lebih cepat ketika ia merasa, bahagia, terkejut, gugup. Dan berbicara
lebih lambat ketika memikirkan jalan keluar dari sebuah masala.
4 . kualitas
Kualitas merupakan bunyi dari suara seseorang. Beberapa suaara
bersifat serak, atau parau, suara yang tidak enak atau tidak menyengkan suara
yang bersifat nyaring .masing – masing dari ita menggunakan kaitas yang
sedikitberbeda mengenai suara untuk mengkomunikasikan dalam keadaan pikiran
yang khusus.
c.
Gangguan Gangguan vokal
Gangguan- gangguan vocal pada
awalnya digunakan sebagai “ place makers” dirancang untuk mengisis kekosongan
sementara dalam berbicra, untuk menunjukkan bahwa berbicara kita belum selesai
dan masih menjadi gliran kita. Contohny, ketika menggunakan “ emmmm” ketika kita ingn berhenti dan
mencari kata atau gagasan yang tepat .
Penggunaan pengisian dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan kesan bahwa
andakurang percaya diri atau bingung mengenai apa yang anda ngin katakan.
d.
penggunaan ruang
1 . proksemik
Setudi
mengenai informal – ruangdi sekitar tempat yang kita gunakan suatu saat.mengelola
ruang informal memerlukan pemahaman mengenai sikap terhadap ruang da wilayah
pribadi. Contohnya. Jika anda pernah berbicara denang seseorang dan sadar
dimana anda merasa tidak nyaman karena teman bicara anda berdiri teralu dekat dengan
anda dan memulai pembicaraan dan kemudian bergerak lebih dekat maka anda sadar
bahwa ruang teman bicara anda mempengaruhi interaksi.
Edward
T Hall (1969) berpendapat bahwa di
budaya Amerika Serikat yang dominan, empat jarak yang berbeda di anggap nyaman.
Dan bergantng pada sifat pembicaanya, yaitu :[2]
a.
jarak akrab atau intimate distance
, sampai 50cm di anggap tepat untuk pmbicaraan antara dua shabat
b.
jarak pribdi atau personal
distance, dari 50 cm sampai 125cm merupakan jarak untuuk pembicaraan yang
terjadi secara sepints atau kebetulan
c.
jarak umum atau public
distance, mengnai apa saja lebih dari 4 m,
2 . wilayah
Wilayah atau territory
mengacu kepada ruang dimana ta menuntut kepemilikan wlayah itu. Contohnya jika
maria memutuskan untk makan siang di sebuah restoran di dekat kantornya , ruang
di meja yang ia gunakan menjadi wilayahnya.
3 . artefak
Artefak
atau artifacts mengcu pada pemilikan
kita dan cara – cara kita mendekorasi wilayah kita. Contoh , kita membeli tipe
mobil kelas mahal bukan citra mobil itu
saja yang di cerminkan tetapi juga pemiliknya .
e.
Merancang Pesan
1.
Teori Identifikasi
Burke memulai penjelasan mengenai teorinya dengan mengemukakan dua
konsep “ tindakan “ ( action) dengan “ gerak “ ( motion) . menurutny , tindakan
merupakan perilaku yang sukarela ( voluntary) dan meemilikitujuan ( purposeful)
, sedangkan gerak adalah tidak bertujuan (nn-purposeful) dan tidak
bermakna ( non – meaningful) . benda
dan binatang memiliki gerak , namun hanya manuia yang memiliki tindakan.
Pandangan Burke terhadap symbol bersifat luas yang mencangku
pembahasan linguistic dan juga unsur –
unsur nonverbal. Burke sependapat dengan Mead bahwaa bahasa berfungsi sebagai
kendraan untuk tindaakan , dan karena adanya kebutuhan sosia bagi anuia untuk
bekerja sama dalam tindakan merekaa maka bahasa mmbentuk perilaku atu perbuatan
. menurutnya, manusia dapat membuat symbol dari symbol lainya , misalnya orangg dapaat berbicara atau
brdiskusi mengenai pidato tokoh atau pemmpin tertentu; orang juga dapat
meneliti dan menulis menenai kata – kata , misalnya dalam peneitian anaisis
media.
Menurut Burke, bahasa memiliki muatan eosi sehingga tidak ada
kata-kata yang netral. Sbagai hasilnya maka sikap, penilian dan perasaan
seseorang secara bergantiaan muncul daalam bhasaayang digunakanya. Bahasaa
memiliki sifat selektif dan abstrak dengan focus perhatiaan pada aspek-aspek
tertentu dari realitas dan mengabaikan aspek-aspek lainya.
Menurut Burke , terdapat tiga sumber identifikaasi yang sling
tumpang tindih di antara manusia :
1.
Identifikasi material, yaitu identifikaasi yan bersumber dari barang, kepemilikan,dan benda.
Misalnya , beberapa orang memiliki mobil yang sama atau memilliki selerayan
sama terhadap pakaian.
2.
Identifikasi idealistis, yaitu
identifiikasi yang berasal dari gagasan / ide, sikap , perasaan dan niai
yang sama . misalnya beberapa orang sama-sama menjadi anggota kelompok tertentu
seperi partai plitik , kelompk pengejian , dan sebagainya.
3.
Identifkasi formal , yaitu identifikasi yang berasal dari
pengaaturan , bentuk atau organisasi dari suatu peristiwa dimana sejumlah orang
turut serta di dalamnya. Misalnya, jika dua orang yan diperkenalkan berjabat
tangan, bentuk jabatan tangan itu yang menjad identifiikasi.
2.
Teori Rencana
Charles Berger adalah pencetus teori rencana ( theory of planning
). Berger menyataka bahwa rencana adalah “
hierarchical cognitive representations of al directd action sequences “ (
represntasi kognitif secara hierarkis dari urutn tindakan yang diarahkan pada
tujuan ). Dengan kata ain , rencana
adalah gambaran mental dari sejumlah langkah yang akan di tempuh seseorang
untuk mencpai suatu tujuan.
3.
Teori Logika Pesan
Barbaraa O’Keefe awalnya adalahseseorang pendukung tori
konstruktivism namun kemudian ia memperlus teriny dengan memasukkan juga
andangan- pandanan yang terkaitdengan bagaimana orang mendesain pesan.
O’Keefe mengemukaakan tiga logika dalam merancang pesan :
1.
Logika Ekspresif
Yaitu logika yang memandang komuikasi sebagai suatu cara untuk
mengekspresikan diri dan untuk menyataa perasaan dan pikiran. Pesan yang
terdapt pada ogika ekspreif ini bersifat terbuka dan reaktif, dengan hanya
memberkan sediikit perhatian pada kebutuhan dan keinginan orang lain.. Contoh ,
anda marah kepada seorang teman yang tidak mengembalikan buku yang di
pinjamnya.
2.
Logika konvensional
Yaitu
logika yang melihat komuikasi sebagai suatu permainan yang di mainkan dengn
mengikuti sejumlahaturan. Disin komunikasi merupakan alat untuk
mengekspresikan diri yang diakukan menurut uran dan norma yang di terima
ttrmasuk hak dan tanggung jawab masing –
masing orang yang trlibat. Contoh, teman anda hendak meminjam buku anda , nmu
sebelumny anda mmperingatkn dia untuk mengembalikannya dalam waktu tiga hri dan
dia setuju.
3.
Logika retorika
Yaitu
logika yang memandan komunikasi sebagai cara untuk mengubah aturan melalui
negosiasi. Pesan yang dirancang dengan menggunakan logika ini cenderung
lentur atau fleksibel , emiliki
pemahaman dan terpusat pada lawan bicara. Conotoh anda menyarankan teman anda
secara sopanuntuk meminjam buku yang sama di perpustakaanagar ia bisa mengembalikan
buku anda yang di pinjmnya.
f.
Intrepetasi pesan
1.
Teori feminisme
Kramarae
memberikan perhatiaan pada aspek gender terhadap bahasa dan ia mendalamii
bagaimana pesan memperlkukan wanita dan pria secara berbeda . menurutnya , tidak
ada pengalamaan manusia yang bebas dari pengaruh bahasa . dikatakanya “ we are
trained to see two sexes. And then we do a lot of work to continue to see only
these two sexes “. ( kita di latih untk melihat adanya dua jenis kelamin dan
kemudian kita melakukan banyak pekerjaan untuk terus mellihat hanya kepada dua jenis kelamin ini ).
2.
Teori makna semantic
Charles
Osgood pertama mengemukakan teori pembelajaran . teori ini dimulai dengan
asumsi bahwa individu memberikan respons terhadap rangsangan ( stimuli ) yang
berasal dari lingkungannya yang memebentuk hubungan stimulus – respons. Ia
peraya S-R berperan dalam pemebentukan makna secara internal yyang merupakan
respons mental terhadap stimulus. Osgood meyakini bahwa asosiasi dasar S-R bertanggung jawab pada
pembangunan makna, yaitu respon internal dan mental menjadi sebuah rangsangan.
Rangsangan dari luar mengarah pada pembentukan makna di dalam diri yang
kemudian mengarahkan terciptanya respon ke luar. Rangsangan internal dapat
dibagi menjadi dua bagian: respon internal dan rangsangan internal. Ini
dapat digambarkan menjadi (1) rangsangan fisik à (2) respon internal à (3) rangsangan internal à (4) respon dari lua
Memaknai merupakan hal yang internal dan unik karena melibatkan
pengalaman setiap individu menghadapi rangsangan alamiah. Karena itu, memaknai
berkenaan dengan konotasi. Pemaknaan internal ini memediasi repon setap
individu terhadap kata. Kontribusi terbesar Osgood adalah diferensial semantic
(semantic differential) berasumsi bahwa satu makna bisa diekspresikan
menggunakan kata-kata sifat.
Osgood menggunakan analisis faktor untuk mengetahui dimensi dasar
dalam proses memaknai. Ini mengantarkan pada teori mengeni ruang semantic (semantic
space). Maka terkait dengan ruang metafora mengenai tiga dimensi utama:
evaluasi, aktivitas, dan potensi. Osgood meyakini bahwa tiga faktor makna,
yaitu evaluasi, aktivitas, dan potensi, dapat diaplikasikan ke semua orang dan
semua konsep.
3.
Tradisi fenomenologi
Fenomenologi
memandang komunikasi sebagai pengalaman melalui diri sendiri atau diri orang
lain melalui dialog. Tradisi memandang manusia secara aktif menginterpretasikan
pengalaman mereka sehingga mereka dapat memahami lingkungannya melalui
pengalaman personal dan langsung dengan lingkungan. Tradisi fenomenologi
memberikan penekanan sangat kuat pada persepsi dan interpretasi dari pengalaman
subjektif manusia. Pendukung teori ini berpandangan bahwa cerita atau
pengalaman individu adalah lebih penting dan memiliki otoritas lebih besar dari
pada hipotesa penelitian sekalipun. Fenomenologi digunakan dalam teori-teori
tentang pesan, hubungan interpersonal, budaya dan masyarakat.
Berbagai perbedaan yang terkandung dalam masing-masing kelompok tradisi komunikasi tersebut mempengaruhi pada cara melakukan riset atau penelitian komunikasi dan mempengaruhi pilihan teori yang akan digunakan. Setiap teori menggunakan cara atau metode riset yang berbeda yang secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar paradigma penelitian yaitu obyektif dan iterpretatif
Berbagai perbedaan yang terkandung dalam masing-masing kelompok tradisi komunikasi tersebut mempengaruhi pada cara melakukan riset atau penelitian komunikasi dan mempengaruhi pilihan teori yang akan digunakan. Setiap teori menggunakan cara atau metode riset yang berbeda yang secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar paradigma penelitian yaitu obyektif dan iterpretatif
.
1.Objektif
Ilmu pengetahuan seringkali diasosiasikan dengan sifatnya yang objektif (objectivity) yang berarti bahwa pengetahuan selalu mencari standarisasi dan kategorisasi. Dalam hal ini, para peneliti melihat dunia sedemikian rupa sehingga peneliti lain yang menggunakan cara atau metode melihat yang sama akan menghasilkan kesimpulan yang sama pula. Dengan kata lain, suatu replikasi atau penelitian yang berulang-ulang akan selalu menghasilkan kesimpulan yang persis sama sebagaimana penelitian dalam ilmu pengetahuan alam (natural sciences). Penelitian yang menggunakan metode objektif sering disebut dengan penelitian empiris (scientific scholarship) atau positivis. Perlu ditegaskan disini bahwa apa yang dikenal selama ini sebagai tipe penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif masuk dalam kategori penelitian objektif positivis. .
2.intrepetatif
Mereka yang menggunakan pendekatan ini sering disebut dengan humanistic scholarship. Jika metode objektif (penelitian kuantitatif/kualitatif) bertujuan membuat standarisasi observasi maka metode subjektif (penelitian interpretatif) berupaya menciptakan interpretasi. Jika ilmu pengetahuan berupaya untuk mengurangi perbedaan diantara para peneliti terhadap objek yang diteliti maka para peneliti humanistik berupaya untuk memahami tanggapan subjektif individu. Pendekatan interpretatif memandang metode penelitian ilmiah tidaklah cukup untuk dapat menjelaskan 'misteri' pengalaman manusia sehingga diperlukan unsur manusiawi yang kuat dalam penelitian. Kebanyakan mereka yang berada dalam kelompok ini lebih tertarik pada kasus-kasus individu daripada kasus-kasus umum.
1.Objektif
Ilmu pengetahuan seringkali diasosiasikan dengan sifatnya yang objektif (objectivity) yang berarti bahwa pengetahuan selalu mencari standarisasi dan kategorisasi. Dalam hal ini, para peneliti melihat dunia sedemikian rupa sehingga peneliti lain yang menggunakan cara atau metode melihat yang sama akan menghasilkan kesimpulan yang sama pula. Dengan kata lain, suatu replikasi atau penelitian yang berulang-ulang akan selalu menghasilkan kesimpulan yang persis sama sebagaimana penelitian dalam ilmu pengetahuan alam (natural sciences). Penelitian yang menggunakan metode objektif sering disebut dengan penelitian empiris (scientific scholarship) atau positivis. Perlu ditegaskan disini bahwa apa yang dikenal selama ini sebagai tipe penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif masuk dalam kategori penelitian objektif positivis. .
2.intrepetatif
Mereka yang menggunakan pendekatan ini sering disebut dengan humanistic scholarship. Jika metode objektif (penelitian kuantitatif/kualitatif) bertujuan membuat standarisasi observasi maka metode subjektif (penelitian interpretatif) berupaya menciptakan interpretasi. Jika ilmu pengetahuan berupaya untuk mengurangi perbedaan diantara para peneliti terhadap objek yang diteliti maka para peneliti humanistik berupaya untuk memahami tanggapan subjektif individu. Pendekatan interpretatif memandang metode penelitian ilmiah tidaklah cukup untuk dapat menjelaskan 'misteri' pengalaman manusia sehingga diperlukan unsur manusiawi yang kuat dalam penelitian. Kebanyakan mereka yang berada dalam kelompok ini lebih tertarik pada kasus-kasus individu daripada kasus-kasus umum.
BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan
Jadi yang dinamakan tanda adalah suatu stimulus yang menandai
kehadiran sesuatu yang lain . sedangkan simbol adalah suatu instrument pikiran.
Komunikasi Verbal adalah bentuk komunikasi yang
disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau
lisan (oral). Sedangkan non verbal adalah sebaliknya, yakni melalui simbol,
tanda dan lain lain.
B.
Daftar Pustaka
Morissan, Teori komunikasi individu hingga massa, Jakarta,
Kencana Prenada Media Grup, 2013
Budyatna Muhammad, Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antar
Pribadi, Jakarta, Kencana Prenada Media Grup, 2011
nama saya Maria Fadhlan dari Ajman di UEA, saya adalah korban penipuan di tangan pemberi pinjaman, saya menipu $ 2000 karena saya butuh pinjaman $ 90.000 untuk modal usaha dan hutang. Saya hampir mati, saya tidak punya tempat untuk pergi, dan bisnis saya hancur dalam proses yang diterimanya. semua ini terjadi pada bulan Maret 2019, sampai saya bertemu seseorang online minggu lalu yang bersaksi tentang pemberi pinjaman jadi saya mengajukan pertanyaan dan dia memperkenalkan saya kepada seorang ibu yang baik yang akhirnya membantu saya mendapatkan pinjaman tanpa jaminan $ 90.000 dengan suku bunga rendah di RIKA ANDERSON PERUSAHAAN PINJAMAN. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk berterima kasih kepada Anda ibu Rika, semoga Allah terus memberkati Anda Ibu Rika atas kejujuran dan perbuatan baik Anda. jika Anda memerlukan pinjaman dan pinjaman tanpa jaminan cepat hubungi ibu Rika melalui perusahaan, W / S: +19147057484 Anda dapat menghubungi saya juga melalui mariafadhlan@gmail.com
ReplyDelete